Melestarikan Budaya Mahasiswa: Membaca, Diskusi, dan
Menulis
Oleh:
Jumai Rofiana
Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki
peranan penting dalam proses maju dan berkembangnya suatu bangsa. Tanggung
jawab untuk meneruskan keberlangsungan negara merupakan tugas generasi muda, termasuk
mahasiswa di dalamnya. Sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki potensi dan
semangat yang luar biasa. Menjadikan mahasiswa yang luar biasa, cerdas, serta
berbudi pekerti luhur yang sejalan dengan negara dan bangsa Indonesia memang
tidaklah mudah, untuk itu mahasiswa harus benar-benar menghayati dimana dirinya
ditempatkan. Budaya membaca, diskusi, dan menulis merupakan budaya yang bagus
dikembangkan dan dilestarikan untuk menjawab tanggung jawab generasi muda
mendatang.
Mahasiswa tanpa membaca, diskusi, dan menulis selayaknya
perang tanpa membawa senjata, karena dari ketiga tradisi tersebut mahasiswa
mendapatkan banyak pengetahuan. Membiasakan membaca adalah suatu hal yang dapat
dikatakan wajib bagi mahasiswa, karena dengan membaca dapat memperoleh banyak
informasi-informasi baru dan ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Buku mampu
membawa keliling dunia tanpa beranjak dari tempat membaca. Buku mampu memberikan
ide-ide serta inspirasi yang luar biasa, jadi sudah seharusnya membaca menjadi sebuah
kebiasaan dan kesenangan demi bertambahnya wawasan.
Membaca memberikan pengetahuan yang sangat banyak,
untuk itu agar ilmu yang diperoleh dengan membaca bisa dibagikan kepada orang
lain, diskusi merupakan salah satu cara untuk menyampaikannya. Diskusi
memberikan banyak manfaat, seperti: memperoleh dan menambah wawasan serta
informasi baru, berbagi ilmu, belajar menghargai pendapat orang lain,
membiasakan berpikir kritis, memperoleh teman dan lain sebagainya. Budaya
diskusi yang edukatif sangat penting dikembangkan dikalangan mahasiswa,
sehingga pola pikirnya jauh lebih berkembang dan terbuka.
Zaman sejarah dimulai sejak ditemukannya tulisan, di
mana manusia menuliskan peradabannya untuk mengenang peristiwa penting dan
segala aktifitas manusia yang menjadi perhatian pada masanya. Sehingga selain
membaca dan berdiskusi, mahasiswa perlu melestarikan budaya menulis untuk
mengabadikan hal-hal penting yang akan menjadi sejarah di masa depan. Manusia
tentu memiliki keterbatasan untuk mengingat, sehingga tulisan dapat dijadikan
sebagai suatu bahan pengingat. Selain itu sebagai mahasiswa, menulis dapat
dijadikan sebagai sebuah sarana yang positif dan edukatif untuk menyampaiakan
banyak hal dan mengkritisi permasalahan-permaslahan yang ada. Menulis
memungkinkan penulis untuk berbagi ilmu kepada lebih banyak orang, karena
tulisan dapat dipublikasikan dan memungkinkan semua orang dapat membacanya.
Tiga budaya mahasiswa yang tidak hanya cukup dengan
dijaga dan dilestarikan saja, tapi harus pula selalu dikembangkan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa bukakanlah
sekumpulan manusia tanpa pergerakan, setidaknya bergerak untuk diri sendiri dan
masyarakat sekitarnya. Melalui budaya membaca, diskusi, dan menulis akan
menjadikan mahasiswa semakin memahami diri dan tujuan hidupnya, serta dapat
memahami diri untuk mendukung kemajuan bangsanya.
Jumai Rofiana
Mahasiswa Pendidikan Sejarah 2009
Bendahara I BEM FIS UNY 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Redaksi Lentera mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran.
Redaksi menerima berbagai macam tulisan opini, artikel maupun info berita dll, kirim ke emali : bemfisuny@ymail.com atau langsung ke kantor kesekretariatan BEM FIS UNY di Kompleks Gedung Merah Fakultas Ilmu Sosial UNY, Telp/sms. 085790204920
JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN KOMENTAR !!!