MEWUJUDKAN
MAHASISWA IDEAL
Oleh:
Cucu
Sutrisno
“Kaum
muda adalah aset bangsa dan menjadi mahasiswa mengembangkan aset itu jadi semakin
berharga sebab selemah-lemahnya mahasiswa sejatinya memiliki pemikiran besar
yang mampu mengubah dunia”
Di berbagai Negara di dunia, kaum muda seringkali
mendapat tempat mulia dimata masyarakat sekitarnya. Kemuliaan itu ada, karena
kaum muda acapkali dianggap sebagai kalangan pembaharu yang akan membawa perubahan
tatanan hidup bangsa kearah yang lebih baik. Bahkan, secara lugas sisi istimewa
kaum muda dikatakan Founding Father
sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Ir Soekaarno, bahwa sepuluh
pemuda mampu mengguncangkan dunia. Maka sebagai pemuda seyogianya kita merasa
bangga.
Dewasa ini kaum muda tak lagi dapat mengubah dunia hanya
melalui perjuangan fisik melawan penjajah. Di Indonesia khususnya, kaum muda
mampu mengubah dunia melalui realisasi pemikiran-pemikiran besar yang
dimilikinya. Seperti ketika pemuda pada tahun 1998 melakukan gerakan reformasi
yang hasilnya dapat kita rasakan sampai saat ini. Seiring semakin banyaknya
lembaga pendidikan dewasa ini, kecerdasan berpikir kaum muda untuk mewujudkan
kejayaan bangsanya dapat diasah melalui jenjang pendidikan. Seperti yang
dipesankan Bapak pendidikan Indonesia, Kihajar Dewantara bahwa melalui
pendidikanlah sebuah bangsa akan mampu mewujudkan kejayaannya. Namun hanya
sebagian kecil diantaranya yang mampu mengenyam dunia pendidikan sampai ke
jenjang tertinggi, jenjang perguruan tinggi. Salah satu diantaranya adalah
kita, sedikit kaum muda yang diberi keberkahan Tuhan untuk menyandang gelar
mahasiswa. Maka sebagai mahasiswa seyogyanya kita berbahagia.
Sejatinya, mahasiswa merupakan kaum muda intelek yang
diproyeksikan menjadi pembaharu dimasa yang akan datang. Realisasi pemikiran-pemikiran
besar yang didapat melalui studinya menjadi tumpuan ketercapaian tanggung jawab
yang secara otomatis disematkan padanya. Agar mampu memiiki pemikiran-pemikiran
besar mahasiswa harus bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya secara konsisten
yakni belajar. Kegiatan belajar mahasiswa tak hanya berkutat pada penguatan hard skill semata namun juga harus
menyentuh pada pengembangan soft skill. Kesempurnaan
hard skill akan didapat mahasiswa melalui
pelaksanaan trilogy pendidikan secara
aktif yakni membaca, menulis dan berdiskusi dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaannya. Sedangkan kematangan soft
skill harus diwujudkan mahasiswa melalui berbagai kegiatan yang
bersinggungan langsung dengan penyelesaian problematika masyarakat dan bangsa. Sebab sebaik-baik
mahasiswa adalah yang memiliki hard skill
dan soft skill yang sama baiknya.
Hanya dengan kesungguhanlah mahasiswa ideal yang didambakan itu dapat
diwujudkan. Maka menjadi mahasiswa merupakan momentum perjuangan.
Berjuang menjadi mahasiswa ideal tidaklah mudah. Sebab idealnya
mahasiswa memiliki kemapanan pengetahuan, kematangan emosional dan kesempurnaan
spiritual. Kapasitas itulah yang menjadi penuntun mahasiswa menelurkan
pemikiran-pemikiran besar yang akhirnya direalisasikan untuk kejayaan diri,
keluarga, masyarakat dan bangsanya. Maka yang harus kita lakukan adalah
berjuang mengidealkan diri sebagai mahasiswa saat ini juga.
Cucu Sutrisno
Mahasiswa PKnH
PJS Kadept.
SOSPOL BEM FIS UNY 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Redaksi Lentera mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran.
Redaksi menerima berbagai macam tulisan opini, artikel maupun info berita dll, kirim ke emali : bemfisuny@ymail.com atau langsung ke kantor kesekretariatan BEM FIS UNY di Kompleks Gedung Merah Fakultas Ilmu Sosial UNY, Telp/sms. 085790204920
JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN KOMENTAR !!!