Selamat datang di Webblog BEM FIS UNY - Badan Eksekutif Mahasiswa - Fakultas Ilmu Sosial - Universitas Negeri Yogyakarta 2012

Selasa, 03 Juli 2012

Organisasi Tanpa Konflik?


Bagaikan Alunan Musik Rock Tanpa Drum

          Konflik ? konflik itu apasih ? tentunya pandangan mengenai pengertian konflik menurut berbagai pendapat mengatakan bahwa ada kebenaran umum yang sering dipakai untuk menjelaskan konflik dalam kajian komunikasi, yakni konflik yang berarti konsekuensi dari interaksi. Kalau tidak berkonflik, ya jangan berinteraksi. Atau juga bisa diartikan, kalau masih punya kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia, mau tidak mau, kita harus siap menghadapi konflik. Memang konflik itu merupakan kenyataan yang sulit dihindari. Terlebih bila kita mengalami konflik dalam berorganisasi.
          Konflik bila kita lihat dari efeknya, setidaknya efek yang pertama, adalah konflik terkait dengan perbedaan tentang bagaimana memacu organisasi untuk lebih maju lagi. Kedua, adalah yang telah mengarah kepada penyerangan, pemboikotan, atau penghinaan antar anggota organisasi. Biasanya, konflik semacam ini terjadi ketika konflik itu sudah mendewakan kepentingan pribadi-pribadi didalam organisasi dengan menempuh cara-cara penyerangan dibalik layar atau melalui skenario keji dan pihak yang paling pertama kali dirugikan sebetulnya adalah organisasi.
          Apa yang membuat organisasi itu sangat rentan terhadap munculnya konflik? Secara umum penyebab konflik dalam organisasi itu sering dipicu karena beberapa hal seperti, definisi tanggung jawab atau tugas yang tidak jelas, tidak disepakati secara jelas, atau tidak dijalankan dengan jelas. Faktor internal dan faktor eksternal pun dirasa dapat menjadi pemacu tumbuhnya konflik. faktor internal yang dapat memacu konflik diantaranya, kemantapan organisasi. Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak muda terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya.
          Sedangkan pada faktor eksternalnya dapat dijumpai, keterbatasan sumber daya. Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik. Kekaburan aturan/norma di masyarakat. Dan terakhir, pola interaksi dengan pihak lain.
          Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah atau untuk menangani konflik antara lain, introspeksi diri. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat, Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Identifikasi sumber konflik. Dan terakhir, mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
          Selain penyelesaian konflik seperti yang saya sarankan tersebut, ada beberapa hal lain yang juga dapat dilakukan dalam menyelesaikan konflik, teruntuk untuk menyelesaikan konflik dalam oranisasi di kampus, yaitu mengetahui terlebih dahulu penyebab konflik, kemudian dirundingkan atau dimusyawarahkan mengenai solusinya. Jika musyawarah tidak mencapai mufakat, maka diilakukan voting, dan mengambil solusi dari suara mayoritas. Namun sebelum dilakukan voting ada baiknya disosialisasikan dengan cara yang baik, bahwa suara minoritas harus lapang dada menerima suara mayoritas. Jika voting menimbulkan konflik baru, maka disinilah peran ketua organisasi sangat diperlukan, ambil langkah tegas dalam menyelesaikan konflik namun harus dengan cara bijak dan melakukan pendekatan persuasif kepada mereka yang terlibat konflik. Bicarakan kembali tentang visi dan misi organisasi, agar anggota sadar bahwa kita memiliki visi dan misi yang sama dalam organisasi, dan sebaiknya kita mengedepankan visi dan misi dibanding ego pribadi. Peran ketua atau pemimpin sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi.
          Konflik memang sering terkesan negatif. Namun dibalik itu semua sebenarya ada hikmah yang dapat kita ambil dari terjadinya konflik tersebut. Misalnya, kita lebih berhati-hati lagi dalam mengambi keputusan, lebih menghargai pendapat orang lain, lebih dewasa dari usia dalam menyelesaikan atau menyikapai suatu permasalahan. Berorganisai tanpa konflik rasanya sangat mustahil sekali dapat terwujud. Mungkin dapat diibaratkan, organisasi tanpa konflik, bagai sayur tanpa garam, dan bagaikan musik rock tanpa tabuhan drum.


Fitri Timorista DS
Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Redaksi Lentera mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran.

Redaksi menerima berbagai macam tulisan opini, artikel maupun info berita dll, kirim ke emali : bemfisuny@ymail.com atau langsung ke kantor kesekretariatan BEM FIS UNY di Kompleks Gedung Merah Fakultas Ilmu Sosial UNY, Telp/sms. 085790204920


JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN KOMENTAR !!!

 
Support : Dept.Media dan Jaringan | BEM FIS UNY | UNY
Copyright © 2011. BEM FIS UNY 2012 - All Rights Reserved
Template Modify by ipung Berjuang
Proudly powered by UNY