Selamat datang di Webblog BEM FIS UNY - Badan Eksekutif Mahasiswa - Fakultas Ilmu Sosial - Universitas Negeri Yogyakarta 2012

Selasa, 21 Februari 2012

Demi Sebuah “Tandatangan” Beasiswa


Demi Sebuah “Tandatangan” Beasiswa

Fenomena antrian panjang pengajuan beasiswa mahasiswa kampus merah


“....dilakukan dengan kolektif merupakan sesuatu yang mudah dan efisien kenapa harus selalu dipersulit, hidup ini sudah sulit tetapi kenapa masih juga dipersulit,...”


Antian mahasiswa di depan kantor wakil dekan III untuk mendapatkan tandatangan, Senin (20/2)

            Opini-Minggu-minggu ini merupakan jadwal sibuk bagi jajaran dekanat, khususnya bagi wakil dekan III bidang kemahasiswaan. Kesibukan ini terkait pengajuan permohonan beasiswa PPA maupun BBM tahun 2012. Terlihat ruangan kantor wakil dekan III, Rr Terry Irenewati, M. Hum hari senin (20/2) dan hari-hari sebelumnya tak pernah sepi dari keberadaan mahasiswa dan kantor pun terkesan terlihat bekerja aktif sebagai pelayan publik mahasiswa yang “baik”.


            Keberadaan wakil dekan III pun sentak menjadi sorotan publik, dan tentunya meenjadi orang penting “dadakan” yang didambakan dan dinanti-nanti kedatangan dan keberadaan di singgasananya. Puluhan mahasiswa pun tak rela sedetikpun melewatkan dan sekejap meninggalkannya. Terkesan sibuk ataupun sok sibuk, ya begitulah rutinitas minggu ini kerja wakil dekan kita. Kata “nglembur” sampai larut malam di kampus pun dilakukannya, bukan mengada-ada dan kenyataan seperti itu. Ambisiusnya pun terlarut dalam semangat perubahan pengabdianya untuk mahasiswa.


Sadar atau tidak sadar, apa yang dilakukan oleh sang pengabdi pelayan mahasiswa untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang maksimal yang seperti ia harapkan itu pada kenyataan yang terjadi adalah publik berbicara lain, pelayanan yang ditawarkanpun seakan-akan terlalu memaksakan kehendak emosional sesaat, dan akhirnya mahasiswalah yang dirugikan.


Tak heran pula mahasiswa melantangkan ucapan dan ekspresi kesal akibat mondar-mandir, bolak-balik, naik-turun karena dampak langsung terhadap kebijakan sistem ini yang dinilai ribet dan terkesan menyusahkan mahasiswa. Kebijakan penghapusan kolektifitas penandatanganan pengajuan permohonan beasiswa kepada wakil dekan berdampak langsung pada mahasiswa yaitu waktu. Waktu sangat jelas terbung hanya untuk mengantri, padahal semua itu apabila dilakukan dengan kolektif merupakan sesuatu yang mudah dan efisien kenapa harus selalu dipersulit, hidup ini sudah sulit tetapi kenapa masih juga dipersulit ungkapan kawan-kawan mahasiswa mengungkapkan kekesalannya.


Perjuangan dan pengorbanan pastinya tidak akan semuanya berbanding lurus pada hasilnya kelak. Beasiswa yang diperebutkan oleh ratusan dan bahkan ribuan mahasiswa tidak dapat mencakupi seluruhnya, bantuan itu hanya mencakup 122 bantuan PPA dan 122 bantuan BBM saja yang tersedia.


Bukan hanya persaingan kuota bantuan yang jauh sedikit dibanding dengan jumlah peminatnya, namun momok lain yang masih terkendala selain penentuan yang pantas menerimannya adalah perjuangan mahasiswa dibalik semuanya itu. Ada mahasiswa yang rela jauh-jauh balik pulang kampung, mondar-mandir mengurusi surat-surat persyaratan kesana-kemari, dan paling melelahan adalah mencari tandatangan, yaitu baik tandatangan orang tua, mahasiswa yang rumahnya jauh pun harus tidak harus terpaksa meninggalkan kampus pulang kampung, tandatangan selanjutnya adalah tandatangan pembimbing akademik yang juga tak semudah dan tentunya tak sesulit dengan orangtua yaitu lantaran karena kondisi dimana belum lagi jadwal antara mahasiswa dan dosen pembimbing akademik yang berbeda menyebabkan adanya “miss” terus belum lagi tandatangan dari ketua jurusan yang jadwalnya pun tidak selalu bisa standby di kantor jurusan masing-masing pula, dan yang menyusahkannya lagi seperti yang disinggung diatas adalah berubahnya sistem kebijakan permohonan pengajuan beasiswa mahasiswa tahun 2012 yaitu terkait penghapusan tandatangan kolektif, sehingga mahasiswa harus lebih panjang lagi pengorbanannya hanya demi sebuah tandatangan yang dinilai sakral, tandatangan keramat yang bisa menentukan permohonan itu bisa diterima atau tidak.


Kembali pada persepsi masing-masing terhadap kebijakan ini, namun pada kenyataannya jika sesuatu itu mudah kenapa harus dipersulit, semoga bisa menjadi perhatian bersama, janganlah disusahkan hanya karena demi sebuah “tandatangan” Beasiswa. [ipung/Dept. MJ]

           



20 komentar:

  1. terlihat ada upaya meminimalisir peran2 ormawa dan suara mahasiswa, bem harus jeli menangkap hal ini

    BalasHapus
  2. kebijakan yang dilakukan oleh wadek III ini dirasa sangat memaksa dan pastinya merugikan mahasiswa FIS, terutama mahasiswa yang ingin mndapatkan ttd'a dlm mngajukan beasiswa....
    untuk mlengkapi berkas2nya saja jg sudah ribet dan sulit, e ini malah tmbh dipersulit...
    waduh waduh, kasihan mahasiswa'a....
    seperti ini kah pelayanan yg diberikan oleh mereka2...????
    penuh tanda tanya....

    BalasHapus
  3. well,, emang benar kenapa harus dipersulit terutama ketika mencari tandatangan,,bahkan mungkin sampai kurang makan dan kurang tidur,, masalahnya kalo yang kampungnya deket it's ok tapi kalo yang kampungnya jauh?? apa iya sampe ada yang rela bolos kuliah demi mencari goresan tinta kan jaraknya jauh dan butuh biaya juga??
    MUNGKIN ada sedikit trik yang dapat dilakukan mahasiswa,, sebenarnya info mengenai pengajuan beasiswa PPA/BBM itu sudah ada waktu masa liburan,, nah kenapa waktu libur itu ga sekalian ngurus,, nyari ttd ortu, lurah,,jadi pas uda saatnya kuliah tinggal bikin janji lewat telpon atau sms sama dosen PA dan Kajur,bisa bertemunya kapan (pas ketemuan disarankan bareng2 sama temen2)??jadi bisa meminimalizir kegiatan mondar-mandir kan???

    BalasHapus
  4. Pengumuman pengajuan permohonan beasiswa kalau kalian perlu tahu itu baru dikeluarkan pas waktu masuk kuliah, bukan sebelum libur kuliah, dan itupun deadline pertama adalah tanggal 15 februari. karena dirasa sangat mepet maka dijajaran dekant pun memberikan toleransi pengunduran deadline sampai tanggal 20 februari 2012.

    sepertinya berita ini fakta apa adanya...jangn takut menyuarakan aspirasi mahasiswa kawan.

    BalasHapus
  5. entah kenapa birokrasi beasiswa terlalu berbelit-belit. kalau beasiswa tujuannya membantu mahasiswa, harusnya ya dipermudah. menolong ya jangan setengah-setengah. semoga ada revolusi birokrasi.

    BalasHapus
  6. itulah Indonesia yang mewarisi birokrsi berbelitbelit ala negri Belanda

    BalasHapus
  7. Harapannya seluruh mahasiswa jg hrus jeli memandang hal ini. sehingga opini yg di keluarkan tdk terkesan menyalahkan dan terkesan memberikan tendensi yg negatif kpd para birokrat.
    Spirit fo BEM FIS 2012

    BalasHapus
  8. mahasiswa ya?? ketika sebuah usaha baik lagi-lagi dikritik...ini juga nama usaha kakak...kalau cara seperti ini dirasa gagal mungkin tahun depan juga tidak dipakai... tapi coba deh mereka para petinggi kampus kita itu sedang mencoba untu melakukan hal yang baik...agar beasiswa tahun ini itu bisa tepat sasaran.. coba kalau kolektif dan tidak tepat sasaran lagi kalian juga pasti koar koar... BEASISWA TIDAK TEPAT SASARAN??? ya mbok kalau ada orang usaha itu didukung dan lihat dulu hasilnya apakah tepat sasaran atau tidak... lagian dosennya yang menyeleksi mjuga mau sampai malam kok!!! bukan berarti saya pro pimpinanan tapi menurut ku wajar kalau mahasiswa menunjukan ekspresi kesal atau apa namanya juga manusia.... jadi lihat dululah segi positifnya...

    BalasHapus
  9. Sepakat dengan "Ilmuku" ...
    Petinggi jg kebingungan ketika kita meminta mereka utk lari ke utara tetapi setelah menuruti kemauan lalu tdk sesuai dgn kita, eee .. mlh menyuruh para petinggi utk lari ke selatan lg. cba jgn pda umuk dbelakang. datangi bu teri baik2. pastikan kita tahu maksud dan tujuan beliau. mahasiswa bebas bersuara. tp klo ndobos yo pye yoh ?? hehehe.
    semangaaat !!

    BalasHapus
  10. Saya SEPAKAT dengan "ILMUKU"

    memang segala sesuatu memang banyak kekurang dan kelebihan,,, saya kira yg dilakukan Bu Tery itu sdh bagus,, mungkin hanya masalah teknis saja... BUKAN CUMA MAHASISWA YANG LELAH, TAPI BU TERY JUGA LELAH!!!

    saya ini heran bung,,, Bu Terry itu melakukan kewajiban yang seharusnya beliau lakukan... Beliau mewawancara sekian orang yang tujuannya supaya itu benar2 sampai tepat sasaran... Ini bukan mempersulit, tapi begitulah yang harus dilakukan...

    Trus yang diinginkan apa?kolektif? itu malah semakin susah untuk tepat sasaran....

    saya juga heran ketika pihak BEM atau mungkin DPM yang punya wewenang mengajukan rekomendasi pemberian beasiswa,,, indikator kalian apa? sama2 mahasiswa.... di BEM dan DPM jg ada yang mengajukan beasiswa,,, apa jaminan kalau itu bersih?
    maka dari itu sebenarnya jgn terlalu terburu2, bnyak yg harus dipertimbangkan....

    kalian bs merekomendasikan itu apakah benar2 dgn melalui investigasi yg benar2 total, atau malah setengah2? ini tanggung jawabnya dgn TUHAN!

    kalau BEM dan DPM ingin turun tangan juga, total dong... jangan setengah2... wawancara jg mereka... mnta data yg lengkap jg!!!

    Tuhan Maha ADIL . . . .

    BalasHapus
  11. Hmmm, kemarin hampir 5 jam saya mengantri. Pertama, ada sisi positifnya yaitu sebuah perjuangan dari awal sampai akhir, hargai mereka. Mungkin ini cara penjajakan, apakaah efektif atau tidak. Sabar dulu, pasti juga akan ada evaluasi dibirokrat. untuk saran saya ya TOLONG BEM DAN DPM lebih berani memihak mahasiswa, sebenarnya secara perlahan mungkin lama2 hak BEM bisa diambil alih birokrat semua.hehehe, seharusnya juga BEM lebih jeli update info dan isu2 di FIS, agar ada respon dan solusi tiap permasalahan. Intinya jadikan ini sebagai evaluasi kita bersama, itu lebih baik, cz tak ada yang sempurna :)

    BalasHapus
  12. “....dilakukan dengan kolektif merupakan sesuatu yang mudah dan efisien kenapa harus selalu dipersulit, hidup ini sudah sulit tetapi kenapa masih juga dipersulit,...”

    kutipan yg kurang bijaksana, padahal hal tersebut adalah bentuk ikhtiar dari apa yg diinginkan... bukan dipersulit, tp itu salah satu bntuk usaha agar tepat sasaran... Allah selalu memberikan hasil sesuai dgn apa yg kita usahakan...
    jgn cuma ingin yg instan.... CMIIW . . .

    saya kira ini jg bkn bntuk dari pengambilan tugas dari ormawa... marilah kita biasakan diri berpositif ria....

    BalasHapus
  13. semoga Fenomena yang terjadi di kampus FIS tercinta ini bisa menjadi pelajaran penting dan perbaikan untuk semua pihak kedepannya. baik si pembuat kebijakan maupun yang menjadi objek kebijakan tersebut.
    ambil sisi positif dari kejadian ini, agar tiap individu dapat merenungkan pula bagaimana solusi yg dianggap menjadi jalan tengah dari sebuah masalah.
    Maju Jaya terus Mahasiswa indonesia!!

    BalasHapus
  14. oke, memang meribetkan kita, tapi kita juga harus fair melihat pengorbanan bu Terry. Ini hanya masalah teknis, bukan sistemnya yang salah..

    BalasHapus
  15. hahah bercanda dikit boleh ya...
    jangan-jangan yang nulis ini salah satu yang ikut mengantri tapi ga sabar makanya curhat lewat blog ya?? hahaha ga lucu sih =P CMIIW

    buat rekan bem yang terhormat dari pada ngurusin BEASISWA yang masih berusaha untuk diberikan kepada rekan yang tepat sasaran mending rekan2 BEM itu mengkritik kebijakan-kebijakan yang kiranya pasti kurang tepat guna seperti PORTAL yang dekat parkiran itu fungsinya apa? trus GENSET yang ga nyampe kelas? atau karyawan-karyawan yang ga pro sama mahasiswa (curhat kmrn abis bermasalah)? atau kebijakan lain gitu lho gan!!
    jujur ya mas? dari mulai bekerja lewat grup FB departemen Jaringan itu isinya cuma main PROFOKASI tanpa lihat segi positifnya.. ujung2nya banyak disanggah oleh mahasiswa lain contohnya aja yang katanya mau demo soal keNaikan tarif mahasiswa ?? mlempem juga kan?? CMMIW saya hanya mencurahkan perasaan semoga bisa membangun bukan menyalahkan... semoga kritik saya ini diterima kakak-kakak yang terhormat dan menjadi yang terpilih... amin

    BalasHapus
  16. gitu ja kok repot...
    mbok y simpel ja....wong pengin gratis kok ra glem repot...
    usaha...usaha...ikhtiar...
    jo mung ndresulo...
    jenenge ae lg eksperimen...dadi nek eksperimene nembe spisan,yo rung so dijupuk kesimpulane nou...
    ati...ati yooooo...
    eling lo.....kbeh ki mesti ono pro kontrane...kari milih ndi...hahay

    BalasHapus
  17. berkorban dalam bentuk antriayan dan sabar aja susah... oohhh Tuhann,,, ampunilah kami semua.... amien :D

    BalasHapus
  18. Wah, keren ya, FIS ^^
    kalau di FMIPA, antrian beasiswa tetap ada, bahkan mengular sampai keluar kasubag kemahasiswaan. Saya sendiri antri dari 10.30-14.00 ^^ tapi ndak ada wawancaranya seperti yang di fis ^^
    kita lihat saja perjuangannya, bahwa tidak ada yang instan, karena yang instan hanya kopi dan mie ^^
    insya Allah pas beasiswa nya nanti keluar (aamiin) akan terasa lebih nikmat dan berkah, mengingat bagaimana perjuangan kita dulu dalam mengajukan sebuah berkas beasiswa ^^
    HIDUP MAHASISWA!!! :D

    BalasHapus
  19. semoga segera mendapat solusi terbaik dari semua pihak, amien..
    :)

    BalasHapus

Redaksi Lentera mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran.

Redaksi menerima berbagai macam tulisan opini, artikel maupun info berita dll, kirim ke emali : bemfisuny@ymail.com atau langsung ke kantor kesekretariatan BEM FIS UNY di Kompleks Gedung Merah Fakultas Ilmu Sosial UNY, Telp/sms. 085790204920


JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN KOMENTAR !!!

 
Support : Dept.Media dan Jaringan | BEM FIS UNY | UNY
Copyright © 2011. BEM FIS UNY 2012 - All Rights Reserved
Template Modify by ipung Berjuang
Proudly powered by UNY